Selasa, 31 Agustus 2010

Bagiku, Itu Saja Cukup

Sore itu, lagi-lagi kutunggu dirimu. Meskipun tak pernah ada kepastian kapan kau akan kembali. Mungkin hari ini, mungkin besok, mungkin lusa, atau minggu depan, atau mungkin juga tidak sama sekali. Kau tak pernah memberitahuku, kapan kau akan datang. Kau akan dengan tiba-tiba muncul di depan pintu dan hal itu selalu saja membuatku terkejut. Aku sadar, aku bukan siapa-siapa buatmu. Sayangnya, hatiku sendiri mengharapkan kebalikannya, bahwa suatu saat aku bisa menjadi seseorang untukmu. Bagaimana tidak, sudah berbulan-bulan ini kau sering mengunjungiku. Kau sering memperhatikanku. Kau juga bersikap manis kepadaku. Kau selalu memperlihatkan perhatianmu layaknya seorang laki-laki memperlakukan wanita yang dikasihinya. Namun di sisi lain, kehadiranmu selalu misterius. Tak pernah bisa diduga. Dan saat kita tak sengaja bertemu di kampus itu, kau bersikap seolah-olah aku hanya teman yang jarang kau tegur sapa. Pernah ku ingin bertanya padamu, sebenarnya kau anggap apa aku ini. Hanya sekedar temankah, atau sahabat, atau wanita yang akan menjadi pelabuhan hatimu? Namun, setiap kali rasa penasaran itu muncul, setiap kali itu pula lidahku kelu untuk mengucapkannya. Memang, aku sangat ingin mendapatkan pengakuan darimu. Tetapi diriku masih takut, takut untuk mendengar kebenaran yang mungkin tidak sesuai dengan harapanku. Kuakui, aku terlalu pengecut, memang. Tapi....ah sudahlah, toh diri ini sudah cukup bahagia dengan keberadaanmu saja. Dengan mendengar ceritamu, mendengar tawamu, melihat senyummu, bagiku itu cukup. Biarlah semua ini berjalan mengalir, hingga waktu nanti yang memutuskan. Dan jika saat itu bukan milikku, aku takkan menyesal karena aku pernah bahagia bersamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar